8 Spot Wisata Penuh Kenangan di Cologne

Kota ini tak bisa dilepaskan dari Eau de Cologne 4711. Namun tak hanya parfum yang membuat kota ini sulit dilupakan.

Sebagian besar dari kita mungkin sudah mengenal Cologne sejak lama. Entah dari tisu penyegar wajah yang pramugari berikan saat kita naik pesawat, atau dari parfum ibu yang kita ikut mencium wanginya saat kanak-kanak. Cuma mungkin kita tidak menyangka bahwa tisu dan parfum Eau de Cologne 4711 itu berasal dari kota Cologne yang jauh di Jerman sana.

Terletak di tepi Sungai Rhine, kota Cologne atau Köln merupakan kota universitas sekaligus pusat budaya yang mempunyai sejarah lebih dari dua ribu tahun. Kita bisa melihat berbagai landmark kejayaan kota ini yang tersebar di berbagai sudut, khususnya gereja katedral dan museum-museum yang punya koleksi menakjubkan. Cologne juga menjadi kota dengan jumlah pub terbanyak di Jerman. 

Jika kita suka berkeliling di dalam museum selama beberapa jam, ada banyak seni dan sejarah di Cologne yang bisa kita nikmati selama berhari-hari. Namun jika punya waktu terbatas, destinasi-destinasi berikut ini bisa menjadi prioritas untuk dikunjungi.


1.Katedral Cologne
Katedral bergaya Gothik ini merupakan landmark utama Cologne. Pembangunannya menghabiskan waktu 6 abad sendiri. Katedral ini menjadi tujuan ziarah umat Katolik dari seluruh dunia. Di sini tersimpan relikui Three Kings (Tiga Raja Majus), yang ditempatkan dalam sebuah schrein atau peti suci keemasan yang dihiasi ukiran dan ornamen indah. Juga terdapat berbagai makam raja dan para uskup yang dianggap berjasa dalam penyebaran ajaran Kristus.

Keunikan lainnya adalah pemandangan kota Cologne dari Menara Utara Katedral yang dapat diakses oleh pengunjung. Tapi, naiki dulu 533 anak tangga agar bisa mencapai puncaknya. Meski untuk ini butuh napas yang panjang, namun ini sepadan dengan pemandangan indah kota Cologne yang terbentang luas saat berada di puncak menara.


2.Jembatan Cinta Hohenzollern
Jembatan ini sudah berdiri kokoh sejak awal abad ke-20. Setelah dibangun ulang karena mengalami kerusakan selama perang, jembatan ini dikhususkan untuk pejalan kaki dan rel kereta. Saat menyeberangi jembatan ini, kita bisa menikmati pemandangan indah Sungai Rhine, salah satu sungai terbesar di Eropa.

Di dekade terakhir, jembatan ini mulai dipenuhi dengan ‘gembok cinta’. Para pasangan memasang gembok bertuliskan nama mereka di jembatan ini dan melemparkan kuncinya ke sungai sebagai simbol keabadian. Total berat gembok ini sekarang sudah lebih dari dua ton. Banyak jembatan lain di Eropa yang kewalahan menahan beban gembok cinta ini, sehingga kadang gembok-gembok itu dibuang atau disimpan di tempat lain. Namun Jembatan Hohenzollern ini hingga sekarang masih kuat menahannya.

 

3.Museum Ludwig
Museum ini menampilkan karya seni dari tahun 1900 ke atas. Museum Ludwig dibangun pada tahun 1980-an di kompleks modern tak jauh dari Katedral. Ide untuk membangun tempat ini muncul tahun 1970. Saat itu, Peter dan Irene Ludwig mendonasikan koleksi seni mereka yang bernilai jutaan dolar. Di antaranya, karya-karya lukis Picasso dan ikon-ikon pop art seperti Brillo Boxes karya Andy Warhol dan Maybe karya Roy Lichtenstein. Selain itu, di museum ini juga banyak karya seni ekspresionis dari seniman-seniman ternama Jerman dan masih banyak lagi.

 

4.Dua Versi Eau de Cologne
Belum ke Cologne kalau tidak membawa pulang Eau de Cologne 4711. Tapi jangan sampai keliru masuk tokonya. Ada dua toko yang berkaitan dengan parfum ini. Pertama, Dufthaus 4711, di Jl. Glockengrasse No. 4. Ini adalah penghasil Eau de Cologne 4711. Konon, Wilhelm Muhlens membuat perusahaan parfum ini setelah mendapat resep wewangian dari seorang pastur. Di toko ini kita bisa membeli berbagai variasi eau de cologne dan produk perawatan tubuh lain seperti sabun dan lotion. Di lantai dua ada galeri kecil yang menceritakan sejarah berdirinya perusahaan ini dan koleksi label dan botol parfum hingga era 1900-an. 

Sekitar 5 menit berjalan kaki ke timur, terletak Farina Duftmuseum, di Jl. Obenmarspforten No. 21. Johann Maria Farina mendirikan perusahaan parfum ini tahun 1709 dan menjadi pabrik parfum tertua di dunia. Salah satu merek parfumnya adalah Johann Maria Farina gegenüber dem Jülichs-Platz. Museum ini juga menjual eau de cologne (tanpa ‘4711’) dan berbagai merek parfum lokal maupun internasional. Di sini kita bisa ikut tur selama 45 menit, melihat peralatan laboratorium yang digunakan Farina pada masa lalu, dan proses pembuatan cologne di zaman modern ini. Kita juga bisa membandingkan cologne dari pabrik ini dengan merek-merek lain maupun produk imitasinya agar tahu perbedaan kualitasnya. 

 

5.Kurcaci di Kota Tua
Di depan Farina Duftmuseum, terletak kawasan kota tua Cologne. Meski kawasan ini sempat hancur selama Perang Dunia II, restorasi yang dilakukan Pemda Cologne berhasil mengembalikan area ini seperti balik ke masa lalu. Jalan-jalan batu, air mancur di tengah plaza, rumah-rumah tinggi beratap segitiga khas Eropa, dan pohon-pohon yang diukir dengan pahatan wajah manusia atau kurcaci, ada semua di sini. Beberapa landmark kota yang masih berdiri misalnya Rathaus (balaikota), pasar malam Altrmarkt, dan Gereja St. Martin. 

Namun yang menjadi ikon Kota Tua ini adalah Heinzelmännchenbrunnen di ujung Jl. Am Hof. Ini sebuah air mancur yang ada di dalam taman kecil, yang dihiasi patung-patung dan pahatan para Heinzelmännchen alias kurcaci yang tengah membereskan rumah. Jadi mirip para kurcaci dalam cerita Cinderella. Legenda kurcaci ini sudah ada sejak abad ke-13, dan setiap akhir musim semi di Cologne diadakan Festival Heinzelmännchen ini. 

 

6.Imhoff-Schokoladenmuseum
Museum Cokelat Cologne ini dibangun atas kolaborasi merek cokelat ternama Lindt & Sprüngli. Di dalamnya, kita bisa belajar sejarah cokelat, cara menanam kakao, hingga melihat pembuatan cokelat secara langsung. Ada pancuran cokelat setinggi tiga meter. Saat melintasi pancuran ini, pemandu tur akan mencelupkan wafer ke dalamnya dan kita bisa langsung mencicipinya.

Museum ini punya tropicarium, yakni pohon kakao yang ditumbuhkan di dalam kubus kaca. Ada juga kapal meso-Amerika yang digunakan untuk mengangkut cokelat. Selain itu, kita bisa melihat mesin pembuat cokelat yang ‘dibedah’ sehingga tahu bagaimana proses pembuatan cemilan ini. Museum ini juga punya koleksi cokelat langka dari berbagai merek. Di akhir kunjungan, kita mampir ke toko cokelat di dalam museum dan memborong berbagai cemilan serta suvenir cokelat.  

 

7.Ada Bali di Belgian Quarter
Area di antara Aachener Straße dan Friesenplatz ini disebut-sebut sebagai tempat paling trendi di Cologne. Tak lain karena daerah ini penuh dengan galeri, pub, kafe, bioskop, tempat konser musik live, serta butik yang menjual baju vintage dan aksesoris buatan tangan. Semuanya berada di jalan-jalan yang dinamani sesuai kota dan provinsi di Belgia, seperti Liege, Ghent, Brussels, dan Antwerp, serta Maastricht dan Utrecht (Belanda). Ini sebagai ‘bukti’ atas kemenangan Jerman dalam perang Franco-Prussian pada tahun 1870-1871. 

Area di sekitar Brüsseler Platz merupakan tempat para kaum muda kota ini berkumpul menikmati malam hari sambil minum bir pada musim panas. Di depan taman ini ada Bali Restaurant. Siapa tau sudah capek jalan-jalan di Cologne dan kangen masakan Indonesia, nah, resto inilah tempatnya.

 

8.Menyusuri Sungai Rhine
Wisata susur sungai di kota-kota Eropa selalu menyenangkan. Tak terkecuali di Cologne. Di sisi barat sungai, tepatnya di area sekitar Jembatan Hohenzollern, banyak dermaga kapal-kapal wisata yang melayari Sungai Rhine. 

Dengan waktu berlayar antara 1-1,5 jam, kita akan diajak menikmati Cologne dari sudut yang berbeda. Beberapa landmark yang bisa kita lihat selama berlayar misalnya Katedral Cologne, menara Gereja St. Martin, Museum Cokelat, menara Koln Triangle, hingga Rheinauhafen. Yang terakhir ini adalah bekas pelabuhan yang diubah menjadi sebuah distrik bisnis baru dengan bentuk bangunan-bangunannya yang unik seperti crane atau derek pelabuhan. 

Copyrights © 2022 Obaja Tour. All Rights Reserved